Jumat, 27 Maret 2020

Tugas Diary Etika 8


            Berbeda dari Biasanya
 Hai diaryku..bertemu lagi denganku. Minggu ini, minggu ke 8 perkuliahanku. Ada yang berbeda dari minggu-minggu perkuliahanku sebelumnya. Minggu 1-7 aku lewati dengan perkuliahan tatap muka dan tentu aku selalu sambat di setiap kegiatan dan tugas kuliah yang aku dapatkan. Huhu namanya juga aku, apa apa sambat  hehe. Awal minggu ke-8 ini kampusku sudah melakukan kuliah online karena adanya virus corona. Sehingga, perkuliahan pun harus dilakukan via online melalui berbagai program. Di perkuliahan onlineku ini, walaupun aku stay dirumah, tapi tugasnya ternyata lebih banyak, apalagi tidak bertatap muka dengan dosen langsung, itu membuatku jadi kurang bisa memahami materi huhuhu. Selama beberapa hari dirumah pun, aku sudah rindu suasana kampus dan hari-hariku bersama teman-temanku.
            Aku sering merasa bosan dengan kuliah online ini, hal itu karena aku lebih senang untuk kuliah tatap muka, sehingga aku bisa untuk sharing bersama teman-temanku. Tetapi, kita harus tetap mentaati apa yang sudah seharusnya dilakukan untuk mencegah wabah ini meluas. Aku menjadi tersadar guis, kalau seharusnya aku mengurangi sambatan atau keluhan yang selalu aku ucapkan ketika mendapatkan tugas dan dapat mengerjakannya dengan bersama-sama teman, karena kuliahku masih tatap muka, namun sekarang ketika kuliah online aku hanya bisa berembug tugas dengan teman-temanku via online saja. Harusnya kita bersyukur atas apa yang diberikan kepada kita, bukannya mengeluh. Mengeluh boleh, tapi kita jangan lupa untuk bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena limpahan berkah-Nya. Sekian diaryku di minggu ke 8 ini, semoga kalian sehat selalu. Aamiin. Oiya untuk mencegah virus corona, kalian jangan lupa untuk sering cuci tangan yaa hehe. Jaga kesehatan kalian..sampai ketemu lagi..

Kamis, 26 Maret 2020

Tugas Diary Etika 7


Guru Inspiratif
            Hai diaryku, kita bertemu kembali. Hari ini aku akan menceritakan tentang kegiatanku di minggu kemarin. Jadi, dalam mata kuliah etika, aku mendapat tugas untuk mewawancara salah satu guru inspiratif, kemudian aku dan kelompokku mewawancara salah satu guru inspiratif kami di SMA N 1 Kasihan. Guru inspiratif yang kami wawancara bernama bapak Tavip, beliau merupakan guru Sejarah Indonesia di SMA N 1 Kasihan. Beliau sudah menjadi guru sejak tahu 1987 hingga sekarang. Beliau menceritakan awal mula menjadi guru, beliau tidak pernah memiliki keinginan untuk menjadi seorang guru, namun setelah beliau menerima SK untuk menjadi guru, beliau mulai tertarik dan harus melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Beliau mengatakan ketika beliau menemui siswa yang memiliki sikap kurang baik, beliau selalu mengedepankan pendekatan secara halus. Ketika terdapat siswa yang terlihat tidak fokus, banyak masalah, dan menunjukkan sikap kurang baik beliau selalu menanyai dan memberitahu secara halus, beliau tau dan paham bagaimana mengatasi murid yang seperti itu karena  beliau juga pernah mengalaminya dan menjadikan itu sebagai pelajaran serta pengalaman untuk menerapkannya pada murid-muridnya.
            Beliau mengatakan jika banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi pada siswanya sejak tahun 1987 hingga 2020 ini. Jika dahulu siswa-siswa lebih mudah untuk diatur kini siswa lebih sulit diatur, begitu pula sikap mereka, dahulu siswa-siswa lebih memiliki tingkat sopan kepada guru lebih, namun sekarang sebaliknya. Di era sekarang murid-murid sudah mengikuti perkembangan teknologi, untuk mengimbanginya bapak Tavip juga mengikuti perkembangan tersebut. Beliau tidak pernah memaksakan siswa-siswanya untuk terus mengikuti pelajaran, ketika ada siswa yang mulai bosan, misalnya ketika menuju jam istirahat, beliau akan mengakhiri pelajaran. Beliau berpesan kepada kami agar bisa menjadi guru yang benar-benar bisa menjalankan tugasnya, terutama saat mengajar siswa-siswa kami harus bisa memahami karakter siswa di kelas. Jadi, walaupun niat awal kita tidak menjadi guru, namun jika kita sudah mulai bersekolah untuk menjadi seorang guru, jangan jadikan hal itu keterpaksaan, kita harus menjadikan itu sebagai sebuah motivasi kita untuk menjadi seorang guru yang inspiratif pula. Sekian dulu ceritaku, sampai jumpa…

Selasa, 17 Maret 2020

Tugas Diary Etika 6


Semangat untuk diri sendiri
            Haloo diaryku akhirnya kita bertemu lagi hehehe. Aku mau cerita tentang apa yang aku rasain akhir-akhir ini. Jadi, akhir-akhir ini aku sering banget merasa males, mager, dan sering tidak produktif dalam memanfaatkan waktuku. Padahal tugas akhir-akhir ini juga menumpuk, tetapi aku malas untuk mengerjakannya. Aku merasa menyia-nyiakan waktu senggangku yang harusnya produktif tapi aku justru membuangnya begitu saja. Ketika deadline tiba, aku baru mengerjakannya. Tapi aku juga tidak hanya malas mengerjakan tugas kuliah, tugas di rumah pu aku sedang malas-malasnya. Tetapi aku tidak mungkin malas-malasan, mager-mageran terus. Aku harus produktif dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Mungkin aku hanya merasa sedikit bosan dan suntuk, tetapi aku mulai mengevaluasi diriku sendiri dan aku harus semangat untuk mulai produlktif lagi hehehe.
            Kemudian aku mulai berfikir untuk merefreshkan diriku sejenak dari tugas-tugas dan kemudian aku akan kembali segar. Aku memutuskan untuk me time dengan mendengarkan lagu, main bersama teman-temanku dan beberapa kegiatan lainnya. Dannnn hasilnya, aku menjadi memiliki semangat lagiiiii mantap betul. Jadi, ada hikmah juga dari rasa malas yang datang kepadaku akhir-akhir ini. Karenanya, aku menjadi mengerti bahwa saat itu tubuhku sedang merasa bosan dan suntuk dan untuk menghilangkan rasa itu, aku harus merefresh diriku terlebih dahulu supaya aku kembali semangat lagi. Jadi teman-teman, disaat kalian merasa suntuk dengan semua kegiatan kalian disetiap harinya, istirahatkan sejenak badan kalian dari kesibukan yang kalian lakukan. Tentu akan membuat tubuh kalian menjadi semangat lagi. Oke diaryku segitu dulu ya ceritaku, segera kita akan bertemu lagi dengan cerita yang lainnya. Sampai jumpaaaaaa.

Minggu, 01 Maret 2020

Tugas Diary Etika 5


Kerja keras
            Halooo diarykuuuu, ketemu lagi deh sama aku hahahaha. Okeeeey, jadi hari ini aku pengen cerita gitu. Jogja itu akhir-akhir ini cuacanya lagi tidak menentu misal di pagi sampai siang hari, cerah. Tetapi nanti pas udah masuk jam 2 atau 3, mendung dan hujan deras. Lalu, pas aku pulang kuliah sekitar jam 3 an, kampusku hujan deres banget, sebenernya aku takut juga pulang ke rumah pas hujan deras yang bener-bener deras banget. Tetapi aku belum menyelesaikan tugas yang deadlinenya hari besok, jadi kalau aku nunggu hujannya reda, aku akan kehilangan banyak waktu huhu.
            Lalu, pulanglah aku dengan mantel hujan, aku pelan-pelan bawa motornya karena emang licin jalanan. Pas aku sampai di jalan yang ada ditengah kota, aku melihat seorang bapak-bapak yang naik sepeda, entah beliau dari kerja atau dari mana. Namun kelihatannya bapak itu memang pulang dari kerja. Dari hujan yang deras dan jarak pandang yang berkurang, tidak mengecilkan semangat bapak untuk mengayuh sepedanya. Beliau memang memakai mantel, tapi aku saja yang pakai motor dan mantel pakai helm pula, aku tetap basah sampai di rumah, lalu bagaimana dengan bapakk itu? Aku sedih melihat bapak tersebut, aku menjadi ingat bapaku dirumah. Seorang kepala keluarga yang tentu semua nya bekerja keras demi keluarganya, walaupun hujan semangat bapak-bapak tadi tidak padam dan tidak mengeluh sedikitpun. Aku salut dengan bapak-bapak tadi dan menginspirasiku untuk selalu kerja keras. Sekian dulu ya diaryku.. kita jumpa esok lagi. Daaa.

Tugas Diary Etika 4


Kebiasaan
            Halo diaryku..bertemu lagi nih sama akuuu setelah sekian lama aku ga nulis diary hehe. Aku akan menceritakan sedikit pengalamanku. Jadi tadi pagi sebelum kuliah, aku membeli makan dulu. Sampailah aku di tempat jualan makan, dan aku harus menunggu makanannya disiapkan karena makanannya belum selesai dimasak. 
           Lalu aku menunggu dan kemudian datang seorang ibu-ibu dan langsung duduk dikursi depanku. Beberapa menit kemudian, makanannya sudah matang dan ternyata ibu-ibu yang ada di depanku menyerobot antrean itu. Aku kesel, tapi ya gimana , aku mengalah saja wkwk. Kebiasaan oran-orang adalah tidak sabar untuk antre. Budaya antre di sekitarku itu sebenarnya belum berjalan dengan baik, apalagi disaat beli makanan-makanan seperti itu, karena penjualnya juga ngga hafal, tapi ada juga penjualnya yang hafal. Kecuali, kalau kita antrenya di kasir supermarket atau swalayan, pasti teratur sesuai barisannya. Padahal budaya antre itu penting banget untuk diterapkan, karena melatih displin dan belajar menghargai orang lain. Ketika kita antre, maka akan berjalan dengan tertib, namun ketika kita tidak mau antre, yang terjadi adalah riuh dan tidak teratur. Oiya, sebenernya juga ngga papa kalau kita menegur orang yang nyerobot antrean kita, tapi dengan baik-baik, jangan ngegasss hehe. 
            Jadi gais, kalau kalian lagi pergi-pergi dan mengharuskan kalian antre, antre yaa... hargai orang lain yang nunggunya lebih lama dari kita dan displin juga, agar tercipta suatu ketertiban.  Sekian dulu ya diarykuuuu, sampai ketemu lagii. Daaaaa

Ujian Tengah Semester Sosiologi Bencana

  Modal Sosial Dalam Manajemen Bencana Non-Alam Pandemi Covid-19 Oleh : Widhah Salma D/18413244016        Bencana merupakan suatu perist...