Guru Inspiratif
Hai diaryku, kita bertemu kembali.
Hari ini aku akan menceritakan tentang kegiatanku di minggu kemarin. Jadi,
dalam mata kuliah etika, aku mendapat tugas untuk mewawancara salah satu guru
inspiratif, kemudian aku dan kelompokku mewawancara salah satu guru inspiratif
kami di SMA N 1 Kasihan. Guru inspiratif yang kami wawancara bernama bapak
Tavip, beliau merupakan guru Sejarah Indonesia di SMA N 1 Kasihan. Beliau sudah
menjadi guru sejak tahu 1987 hingga sekarang. Beliau menceritakan awal mula
menjadi guru, beliau tidak pernah memiliki keinginan untuk menjadi seorang
guru, namun setelah beliau menerima SK untuk menjadi guru, beliau mulai
tertarik dan harus melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Beliau
mengatakan ketika beliau menemui siswa yang memiliki sikap kurang baik, beliau
selalu mengedepankan pendekatan secara halus. Ketika terdapat siswa yang
terlihat tidak fokus, banyak masalah, dan menunjukkan sikap kurang baik beliau
selalu menanyai dan memberitahu secara halus, beliau tau dan paham bagaimana mengatasi
murid yang seperti itu karena beliau
juga pernah mengalaminya dan menjadikan itu sebagai pelajaran serta pengalaman
untuk menerapkannya pada murid-muridnya.
Beliau mengatakan jika banyak sekali
perubahan-perubahan yang terjadi pada siswanya sejak tahun 1987 hingga 2020
ini. Jika dahulu siswa-siswa lebih mudah untuk diatur kini siswa lebih sulit
diatur, begitu pula sikap mereka, dahulu siswa-siswa lebih memiliki tingkat
sopan kepada guru lebih, namun sekarang sebaliknya. Di era sekarang murid-murid
sudah mengikuti perkembangan teknologi, untuk mengimbanginya bapak Tavip juga
mengikuti perkembangan tersebut. Beliau tidak pernah memaksakan siswa-siswanya
untuk terus mengikuti pelajaran, ketika ada siswa yang mulai bosan, misalnya
ketika menuju jam istirahat, beliau akan mengakhiri pelajaran. Beliau berpesan
kepada kami agar bisa menjadi guru yang benar-benar bisa menjalankan tugasnya,
terutama saat mengajar siswa-siswa kami harus bisa memahami karakter siswa di
kelas. Jadi, walaupun niat awal kita tidak menjadi guru, namun jika kita sudah
mulai bersekolah untuk menjadi seorang guru, jangan jadikan hal itu
keterpaksaan, kita harus menjadikan itu sebagai sebuah motivasi kita untuk
menjadi seorang guru yang inspiratif pula. Sekian dulu ceritaku, sampai jumpa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar